Tampak Danramil Bayah, Kapt. Inf Asmail saat memberikan sambutan dalam giat nobar film G.30.S/PKI (22/9/2017).

Lebak, Metropol – Menindak lanjuti surat telegram Panglima TNI Republik Indonesia Nomor: ST/1192/2017 tgl. 18 September 2017 dan surat Panglima TNI No. ST/89/2016 tgl. 25 Januari 2016 tentang mewaspadai, mengantisipasi dan membatasi giat pemutaran film senyap (The Look Silence) diskusi tragedi 65 dan giat Pok Soskom yang berusaha mengungkapkan kembali tragadi 65 sebagai propaganda pemutar balikan fakta sejarah.

Dengan melalui pemutaran kembali dan Nonton Bareng (Nobar) film dokumenter G.30.S/PKI diharapkan dapat mengingatkan kembali peristiwa pemberontakan G.30.S/PKI tahun 1965, khususnya bagi generasi muda yang tidak mengerti tentang PKI dan bahaya latennya. Giat nobar tersebut diintruksikan untuk dilaksanakan TNI diseluruh jajaran Korem, Lantamal/Lanal, Lanud, Kodim hingga tingkat Babinsa.

Sementara itu, cara Nobar G.30.S/PKI yang berlangsung dihalaman Makoramil 0315/Bayah pada Jumat (22/9) kemarin dihadiri Kepala Puskesmas Bayah Syarif, 100 orang anggota pecinta alam (Kembara), jajaran staf Kecamatan Bayah, para Kepala Desa bersama Prades, tokoh masyarakat/tokoh agama, serta perwakilan masing-masing 5 orang masyarakat dari 11 Desa.

Danramil Bayah, Kapt. Inf. Asmail kepada Metropol mengatakan, nobar ini digelar agar prajurit dan masyarakat mengerti fakta sejarah yang pernah ada di negara ini.

“Kita ini negara besar yang memiliki kekayaan melimpah, sehingga telah menjadi incaran negara lain yang berkeinginan menguasai NKRI yang kita cintai ini,” katanya.

Menurut Asmail, sebagaimana diketahui bersama bahwa banyak sekali kekacauan-kekacauan pada beberapa waktu terakhir ini.

Dari mulai konflik sosial, budaya dan ekonomi, kata Asmail. Begitu juga merajarelanya narkoba yang berusaha merusak generasi penerus bangsa, serta sering terjadinya aksi-aksi teroris di banyak tempat, hal tersebut merupakan suatu ancaman bagi keutuhan NKRI dan Ideologi Pancasila.

Asmail menjelaskan, film G.30.S/PKI memberikan pengetahuan sejarah bahwa pernah terjadi gerakan melakukan kudeta yang bermaksud menggantikan Ideologi Pancasila dengan paham komunis pada tahun 1965.

“Semoga kita semua tahu bahwa begitu berat proses perjuangan untuk menjadi bangsa yang besar seperti ini,” katanya.

Asmail berharap dengan mengenal sejarah perjuangan bangsa akan menumbuhkan kembali nasionalime dan kecintaan terhadap NKRI ini, sehingga memperkuat satu persatuan bagsa yang menjadi bangsa ini besar dan disegani bangsa lain.

“Jangan sampai kejadian G.30.S/PKI yang memilukan bangsa ini terulang kembali. Atas dasar itu, kami seluruh jajaran TNI berharap dan menghimbau kepada seluruh warga masyarakat, mari kita bersama-sama untuk mempertahankan keutuhan NKRI dan Ideologi Pancasila yang kita cintai ini tandas asmail,” imbuh Danramil Bayah ini.

(Syrf/PZ4)

KOMENTAR
Share berita ini :